Pages

Thursday, October 10, 2013

Tari Kecak di Uluwatu, Kece Tariannya, Kece Viewnya

Pertama kali diajak nonton Tari Kecak di Uluwatu sama teman kantor waktu lagi dinas acara APEC di Bali kemarin, saya agak ogah-ogahan. Saya sering lihat di TV, iklan sepotong-potong yang menampilkan tari Kecak, dan gak menarik minat saya. Lagipula saya sudah pernah ke Uluwatu, viewnya memang bagus, tapi pada dasarnya saya memang bukan salah satu orang yang sekali ke Bali dan langsung jatuh cinta. Jadi ya, setengah males-malesan sewaktu diajak. Otomatis saya gak ada ekspektasi apa-apa sebelum menonton pertunjukan tari Kecak.

Sewaktu saya sampai di Uluwatu masih sekitar jam 4 sore WITA, dan tiket pertunjukan tari Kecak baru dijual sekitar jam 5, jadi saya keliling dulu. Jalan kaki keliling gak sampai setengah jam sudah kelar, saya lanjut duduk-duduk sambil melihat tingkah monyet-monyet yang lagi dikasih makan sama pengunjung. Duduk menunggu sampai jam 5, tiket masih belum dijual juga. Akhirnya setelah 20 menit kemudian penjualan tiket dimulai. Setelah selesai diantriin beli tiket oleh bli sopir mobil yang disewa temen kantor, saya pun masuk ke stage pertunjukan.

Stage pertunjukan ini berbentuk semi amphiteater dengan view sunset Uluwatu. Jangan dibayangkan ada kursi permanen, seat untuk penonton disini berupa batu beton dan kayu. Saya dapat seat lumayan enak, baris nomor 2 dari atas, jadi view ke stage tari dan background view laut terlihat dengan jelas. Gak nyangka saya, penonton banyak juga. Bahkan setelah pertunjukan yang dimulai jam 6 sore pun, penonton masih saja berdatangan.


Setelah ada intro berupa MC yang menyapa penonton dan menjelaskan sekilas tentang tari Kecak, pertunjukan pun dimulai. Tari Kecak diawali dengan sejumlah pria topless yang memakai sarung kotak2 *iya, kudu dijelasin toplessnya* memasuki stage diiringi bunyi "Cak, cak, cak" yang disuarakan oleh mereka sendiri. Kemudian mereka membuat formasi berbaris melingkar. Dulunya tari kecak ini berasal dari jenis tari sakral, dan mulai sekitar tahun 1930-an lah disisipkan cerita Ramayana dalam tarian ini.

Cerita Ramayana sendiri sudah akrab bagi saya karena dari kecil saya memang penyuka cerita epos, mulai dari Ramayana, Mahabarata, sampai Troy :D
Alur cerita Ramayana yang dibawakan dalam tari Kecak ini menurut saya mudah dipahami bahkan bagi yang belum tau ceritanya sama sekali. Apalagi saat pembelian tiket, disertakan juga flyer yang berisi alur cerita dalam tiap adegan tari Kecak. Secara singkat dapat diceritakan seperti ini *sesuai pemahaman saya atas tariannya lho ya, melenceng2 dikit dari flyer gpp lah*:

1. Rama dan Sita memasuki arena, lalu muncul kijang emas dan Sita minta Rama menangkapnya. Sebelum Rama pergi, Sita dititipkan kepada Laksmana. Kemudian terdengar jeritan minta tolong. Karena mengira itu suara Rama, Sita meminta Laksmana untuk menolong Rama. Karena dituduh oleh Sita akhirnya Laksmana pundung dan meninggalkan Sita sendiri. Sebelum Laksmana pergi dia membuat perlindungan untuk Sita dengan beberapa penari kecak yang mengelilingi Sita.

2. Rahwana muncul dan mau menculik Sita tapi tidak berhasil. Dengan sihirnya dia menghancurkan tembok pelindung Sita dan akhirnya berhasil menculik Sita. Sita meminta tolong dan kebetulan terdengar oleh Burung Garuda. Garuda berusaha menolong Sita tapi tidak berhasil karena sayapnya ditebas oleh Rahwana. Akhirnya Sita pun dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka.

3. Kalau menurut flyer ada adegan Rama dan Laksmana sedang tersesat di Ayodya, tapi umm...gak ada dan langsung lanjut ke adegan berikutnya :D

4. Trijata (keponakan Rahwana) memasuki arena kemudian diikuti Sita yang sedang meratapi nasibnya yang sedang diculik oleh Rahwana *mungkin kalau yang nyulik kece kayak Ryan Reynolds, Sita gak bakal sedih #ngok*. Di tengah kesedihan Sita tiba2 muncul Anoman, si kera putih. Anoman ini pecicilan, suka garuk-garuk, tapi lucu. Pokoknya monyet banget lah kelakuannya. Karena saking pecicilannya, Anoman ini suka manjat ke tempat penonton. Colekin kepala orang atau tiba-tiba duduk di pangkuan orang, dan gak lupa narsis-narsisan difoto.

Karena Anomannya tingkahnya lucu, kebanyakan penonton ke-distract, perhatiannya teralih. Jadi gak memperhatikan Sita yang lagi sedih, bahkan mau bunuh diri, tapi dicegah oleh Trijata. Setelah puas pecicilan, Anoman pun turun ke stage dan memperlihatkan cincin Rama kepada Sita untuk menunjukkan bahwa dia utusan Rama. Sita pun memberikan konde bunga di kepalanya kepada Anoman untuk diserahkan kepada Rama.

Sebelum kembali kepada Rama, Anoman terlebih dahulu mengobrak abrik Alengka. Abdi Rahwana yang melihat Alengka berantakan seperti itu langsung mencari dan menangkap Anoman untuk kemudian diikat dan dibakar. Sebelum adegan Anoman dibakar ini ada sedikit ritual yaitu seorang dukun membaca mantra dan menyiprati Anoman dengan air *bahasa apa pula itu menyiprati? --" *. Tujuannya mungkin agar adegan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Dan dengan kesaktiannya, Anoman berhasil meloloskan diri dari api yang membakarnya.

5. Adegan terakhir, seekor kera merah muncul dan menyerang abdi Alengka diikuti dengan kemunculan Rama dan Laksmana. Kemudian Rahwana muncul dan terjadilah pertempuran. Dibantu dengan Anoman akhirnya Rahwana berhasil dikalahkan dan Sita berhasil diselamatkan. Happy Ending! :)

Highlight dari pertunjukan tari ini selain formasi dan suara "Cak, cak, cak" yang sudah terkenal itu, tentu saja penampilan Anoman, si kera putih lucu, ramah dan pecicilan itu. Bukan bermaksud mengecilkan peran penari yang lain yang juga sama bagusnya menyampaikan cerita kepada penonton dalam bentuk tarian, tapi yang paling diingat memang kemunculan Anoman. He's the star of the show :D

Yang paling banyak diminta foto bareng setelah pertunjukan tari? Ya jelas, Anoman. Tapi saya dan teman-teman kantor malah minta foto bareng Pak Emil Salim beserta istri yang kebetulan menonton juga waktu itu bersama kami, hahaha.

Akhir kata, saya puas menonton pertunjukan tari Kecak. Indeed it was remarkable :)

1 comment:

Widya said...

rizkaaaaa ini kan yang sama gueeee :'D hiks